Selasa, 09 November 2010

Kembalinya si Anak Menteng

"Dalam buku ini dikatakan bahwa mereka di sana masih punya macan."
"Dan orang utan."
"Bahkan di sini dikatakan bahwa di sana masih ada pemburu kepala."
Bocah Afro-Amerika Barack Obama berbincang dengan kakeknya sambil membuka-buka buku. Mereka mencari tahu Indonesia. Sebab, Obama akan dibawa ibunya, Ann Dunham, ke negeri ini. Sedangkan Ann yang warga Amerika ke Indonesia untuk mengikuti suaminya, Lolo Soetoro, yang memang warga Indonesia.
Soetoro adalah suami kedua Ann. Suami pertamanya, Barack Hussein Obama, Sr., adalah seorang Kenya dari Nyang'oma Kogelo, Distrik Siaya, Kenya. Dia inilah ayah kandung Obama. Agaknya kulit gelap itu, adalah warisan dari sang ayah.
Pada 1967, Obama bersama ibu dan ayah tirinya sudah bermukim di Indonesia. Menempati rumah sederhana di Kampung Menteng Dalam, Jakarta Selatan, Obama bersekolah di Sekolah Dasar Santo Fransiskus Asisi di Tebet selama tiga tahun, lalu pindah ke (SD) Negeri Menteng 1 (atau SD Besuki) hingga ia berusia 10 tahun.
Di sini, Obama betul-betul hidup layaknya anak-anak Indonesia pada umumnya. Konon, dia sangat suka berenang di empang dan sungai, juga menunggang kerbau di sawah.
Pada 1971, Obama kembali ke negerinya. Keberadaannya di Indonesia memang singkat saja. Namun ini cukup berbekas dalam ingatan Obama. Banyak kenangan yang diperolehnya. Semua tertuang dalam bukunya berjudul "Dreams from My Father" yang ditulis pada 1995.
Salah satu kalimat di dalam buku itu, "aku selamat dari cacar air, campak, dan sengatan cemeti bambu milik guruku. Anak-anak petani, pelayan, dan birokrat rendahan telah menjadi sahabat-sahabatku dan kami bersama-sama berlarian di jalanan siang dan malam, melakukan pekerjaan-pekerjaan aneh, menangkap jangkrik, mengadu layang-layang dengan benang tajam."
***
Kini Obama kembali ke Indonesia. Tetapi, dia bukan lagi bocah yang suka mandi di empang, melainkan seseorang yang paling penting di dunia, sebagai Presiden Amerika yang ke-44. Dilantik pada 20 Januari 2009, Obama adalah keturunan Afro-Amerika pertama yang menjadi presiden Amerika.
Bagi Indonesia, menganggap Obama adalah "orang Indonesia" yang menjadi Presiden Amerika. Karena itu, ketika memenangkan pemilihan Presiden, negeri ini juga menyambutnya dengan bergembira ria.
Nah, Obama memang juga tak pernah melupakan kenangan masa kecilnya itu. Bahkan tiga hari setelah dilantik menjadi Presiden AS, dia sempat bertegur sapa dengan staf Deplu dengan menggunakan bahasa Indonesia. "Terimakasih, apakabar," kata Obama menjawab sapaan si staf itu. Pada kesempatan lain, dia bilang suka makan bakso, sate, dan nasi goreng.
Dan yang menjadi penting bagi Indonesia, tentu saja kesediaan Obama untuk berkunjung ke negeri ini. Dan niatnya ini sudah diutarakannya sejak awal menduduki jabatan pentingnya itu. Bahkan Menteri Luar Negeri Amerika, Hillary Clinton, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negeri yang dikunjunginya paling awal. Hillary pun disambut sangat meriah di sini.
Obama sendiri, diharapkan datang ke Indonesia pada November 2009, bertepatan dengan Konferensi APEC di Singapura. Semula, kunjungan itu ditunda hingga awal 2010. Waktu itu, Obama beralasan ingin menunggu liburan sekolah kedua putrinya.
Gedung Putih, menjadwalkan Obama berkunjung ke Indonesia pada 22 hingga 24 Maret 2010. Namun ditunda. Kali ini dengan alasan sedang fokus memperjuangkan Undang-undang Jaminan Kesehatan dengan Kongres AS.
Saat itu disebut Obama menunda kunjungan hingga Juni 2010. Obama dijadwalkan mengunjungi Indonesia, Australia, serta mampir ke Guam, mulai 13 Juni 2010. Gedung Putih kembali membatalkannya. Pejabat bidang media Gedung Putih Roberst Gibbs dalam sebuah pernyataan persnya menyebut Obama telah menelepon pimpinan dua negara untuk memberitakan pembatalan kunjungan ini dengan 'penuh penyesalan'.
Kepada wartawan, Gibbs menyatakan alasan penundaan kunjungan Obama adalah untuk mengatasi masalah mendesak di dalam negeri. Isu lain menyebutkan, perhatian Obama sedang tersita pada masalah bocornya sumur minyak milik British Petroleum (BP) di Teluk Meksiko.
Belakangan, Obama dikabarkan akan datang ke sini pada 9-10 November 2010. Bahkan rencananya ini juga disampaikannya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Di Indonesia, Obama akan meresmikan Kemitraan Komprehensif AS-Indonesia.
***
Hari ini, persiapan menyambutan kedatangan Obama sudah sangat matang. Misalnya, pengamanan sudah diperketat di sejumlah jalur yang diperkirakan akan dilintasi Presiden Amerika Barack Obama.
Di Istana Negara, juga tersedia bakso, sate, dan nasi goreng kesukaan Obama. Penyanyi Putri Ayu runner up Indonesi Mencari Bakatjuga sudah latihan untuk bernyanyi prima di depan Obama dan Presiden SBY.
Kelihatannya, sejauh ini tak ada riak-riak kencang yang menentang kedatangan Obama. Termasuk dari kalangan Islam.
Kepada wartawan, Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Din Syamsudin mengatakan para tokoh Islam berharap dapat berdialog langsung dengan Obama ketika berkunjung ke Indonesia.
"Saya pribadi dan tokoh-tokoh Islam di Indonesia menyambut baik keinginan Presiden Obama membuka dan menciptakan hubungan yang baik dengan dunia Islam."
Nurlis Effendi

Nurlis Effendi, mantan wartawan TEMPO, kini menjadi penulis lepas di sejumlah media dan aktif di dunia pertelevisian. Di Yahoo! dia menulis politik, hukum, kriminal dan feature.
Email: nurlismeuko[at]yahoo[dot]com

Senin, 08 November 2010

Badan Geologi: Energi Merapi Masih Besar

Badan Geologi: Energi Merapi Masih Besar
Yogyakarta (ANTARA) - Energi yang tersimpan di Gunung Merapi masih cukup besar sehingga Badan Geologi masih belum dapat memprediksi kapan letusan gunung api aktif tersebut akan berakhir.
"Sejak 3 November 2010 hingga kini Merapi telah empat hari meletus tanpa henti yang berarti bahwa energi yang tersimpan di gunung tersebut masih tetap tinggi," kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukhyar di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, energi yang dikeluarkan Gunung Merapi sejak letusan 3 November hingga 7 November 2010 masih terus berlangsung hingga sekarang, bahkan lebih besar dibanding letusan pertama yang terjadi pada 26 Oktober 2010.
Ia mengatakan energi letusan Gunung Merapi pada 3-7 November 2010 tiga kali lebih besar dengan energi letusan pada 26 Oktober 2010.
"Kami tidak dapat memprediksi, kapan energi tersebut habis sehingga Gunung Merapi tidak lagi meletus. Sekarang, kita ikuti dulu saja apa yang dimaui Merapi," katanya.
Meskipun energi yang dimiliki Gunung Merapi masih cukup tinggi, namun Sukhyar mengatakan bahwa untuk sementara ini radius aman masih ditetapkan pada jarak 20 kilometer dari puncak gunung.
Penetapan radius aman tersebut, lanjut Sukhyar, didasarkan pada data-data sejarah letusan Gunung Merapi, khususnya jarak luncur awan panas.
"Berdasarkan fakta sejarah, jarak luncur awan panas tidak pernah lebih dari 15 km, yaitu berkisar 12-13 km, sehingga radius 20 km tersebut belum akan diubah," katanya.
Kawah berdiameter 400 meter yang telah terbentuk di puncak Merapi lebih terbuka ke selatan atau mengarah ke Kali Gendol, sehingga diharapkan awan panas yang diluncurkan Merapi akan mengarah ke kali tersebut.
Namun demikian, Sukhyar mengatakan bahwa sebanyak 12 sungai yang berhulu di Gunung Merapi harus tetap diwaspadai, khususnya untuk ancaman awan panas dan lahar.

Jumat, 05 November 2010

Dahsyatnya Abu Merapi

Gunung Merapi memuntahkan material vulkanik, terlihat dari Klaten, Kamis (4/11). (AP Photo/Irwin Fedriansyah)
Merapi terus meletus. Seiring tanah bergetar, sang gunung memuntahkan material vulkanik ke udara. Asap membubung tinggi, lalu jatuh ke mana angin membawa.
Di Yogyakarta Jumat (5/11) pagi ini, warga menyambut pagi yang gelap dan kelabu. Kota itu, juga berbagai wilayah di sekitar Merapi, diselimuti abu. Penduduk harus beraktivitas dengan masker, agar material silika tak terhirup ke paru-paru yang bisa terganggu karenanya.
Semua jadwal di bandara Adi Sutjipto dibatalkan demi keselamatan penerbangan. Di Bandung, sejumlah penduduk melaporkan hujan abu yang dikaitkan dengan Merapi.
Relawan terus berdatangan membantu pengungsi Merapi. Di berbagai sudut negeri, orang-orang mengulurkan tangan. Di berbagai jejaring, kepedulian terbentuk...
Penduduk menyelamatkan diri dengan motor setelah Gunung Merapi meletus lagi, Jumat (5/11). Pemerintah meluaskan zona bahaya menjadi 20 kilometer dari pusat kawah Merapi. (AP Photo/Achmad Ibrahim)
Tim penyelamat mencari korban Merapi di Argomulyo, Yogyakarta, Jumat (5/11). (AP Photo/Trisnadi)
Tim relawan dan tentara di Argomulyo lari menyelamatkan diri setelah Merapi kembali meletus, Jumat (5/11). (AP Photo/Trisnadi)
Sebuah pesawat, berselimut abu vulkanik, diparkir di bandara internasional Adi Sutjipto, Yogyakarta, Jumat (5/11). Bandara yang landasannya tertutup abu putih harus ditutup. (AP Photo/Irwin Fedriansyah)
Masyarakat melakukan aktivitas menggunakan masker saat melintas di Jalan Pangeran Diponegoro, Yogyakarta, Jumat (5/11). Erupsi Gunung Merapi yang kembali terjadi pada Kamis (5/11) mengeluarkan debu vulkanik yang menyelimuti Kota Yogyakarta, sehingga masyarakat diimbau menggunakan masker saat melakukan aktivitas di luar ruangan untuk mengantisipasi gangguan kesehatan akibat debu vulkanik. (Foto ANTARAWahyu Putro A)
Seorang anak berjalan di antara pohon yang tumbang di jalan lingkar Muntilan, Jawa Tengah, Jumat (5/11). Banyak pohon tumbang di beberapa wilayah Muntilan akibat hujan abu vulkanik dari Gunung Merapi. (Foto ANTARA/Wihdan Hidayat)
Dodi IR

Dodi Ibnu Rusydi, editor dan produser halaman depan Yahoo! Indonesia.
Email: redaksi[at]yahoo-inc[dot]com

Rabu, 03 November 2010

Foto Situasi Gunung Merapi.

Aktivitas Gunung Merapi belum berhenti. setiap saat ia bisa saja kembali mengirim awan panas. Warga masih mengungsi. Kandidat juru kunci Merapi yang baru, Ponimin, mengatakan letusan Merapi belumlah puncaknya. Kata dia pada Jumat (29/10), “Tunggu lima-enam hari.”
Kata-kata Ponimin didasarkan pada petunjuk “kakek tua misterius”. Tentu saja, keabsahan secara ilmiah tak bisa dipertanggungjawabkan.
Mari tengok beberapa foto yang menceritakan berbagai hal seputar letusan Merapi kali ini.
Juru kunci Gunung Merapi Mbah Marijan, satu hari sebelum letusan Gunung Merapi di rumahnya di Desa Kinahrejo, Sleman, Yogyakarta, Senin (25/10). (FOTO ANTARA/Regina Safri)
Tim SAR gabungan mengevakuasi korban meninggal di kawasan Kinahrejo, Kepuharjo, Sleman, Yogyakarta, Rabu (27/10). (FOTO ANTARA/Wahyu Putro)
Sejumlah siswa SD melakukan sholat ghaib di Masjid Sabilillah, Malang, Jawa Timur, Kamis (28/10). Aksi yang diikuti sekitar 200 siswa SD tersebut untuk mendoakan arwah korban bencana Gunung Merapi dan tsunami Mentawai. (FOTO ANTARA/Ari Bowo Sucipto)
Kendaraan melintas di jalan raya Yogya-Magelang yang diselimuti abu vulkanik akibat letusan Gunung Merapi, di Muntilan, Magelang, Jateng, Rabu (27/10). Letusan Gunung Merapi yang terjadi Selasa (26/10) sore menyemburkan awan panas disertai abu vulkanik hingga 50 kilometer, selain mengganggu pengendara mobil maupun sepeda motor karena jarak pandang hanya 10-15 meter abu vulkanik juga menggangu pernafasan. (FOTO ANTARA/Anis Efizudin)
Pekerja membersihkan stupa candi Borobudur akibat abu vulkanik erupsi Gunung Merapi di Borobudur, Magelang, Jateng, Rabu (27/10). Untuk sementara waktu candi Borobudur ditutup untuk wisatawan selama proses pembersihan permukaan candi Borobudur yang diselimuti abu vulkanik. (FOTO ANTARA/Anis Efizudin)
Sejumlah pengungsi tidur di lantai Tempat Pengungsian Akhir (TPA) Tanjung, Muntilan, Magelang, Jateng, Rabu (27/10) dini hari. (FOTO ANTARA/Anis Efizudin)
Seorang anak menggunakan masker untuk melindungi pernafasan dari abu vulkanik letusan Merapi di dalam tenda pengungsian Jumoyo, Salam, Magelang, Jateng, Rabu (27/10). Sebagian pengungsi anak-anak mengalami gangguan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) akibat tebalnya abu vulkanik yang beterbangan. (FOTO ANTARA/Anis Efizudin)
Penduduk mengamati kerusakan akibat erupsi Gunung Merapi di Desa Kinahrejo, Kamis (28/10). (AP Photo/Binsar Bakkara)
Awan panas terlihat keluar dari puncak Gunung Merapi, diabadikan dari Sidorejo, Kemalang, Klaten, sekitar pukul 06.17 WIB Jumat (29/10). (FOTO ANTARA/Andika Betha)
Lava terlihat menyala bersama hembusan asap vulkanik dari kawah Gunung Merapi yang terlihat dari Cangkringan, Yogyakarta, Jumat (29/10) pagi. (AP Photo/Binsar Bakkara)

Source : http://id.news.yahoo.com/yn/20101029/tid-galeri-letusan-merapi-a143c86.html

Selasa, 02 November 2010

Awan Merapi yang Mirip Kepala Petruk

Fenomena unik ini berhasil diabadikan oleh seorang warga bernama Suswanto (40) pada hari Senin (25-10-2010) dari rumahnya, di Kecamatan Srumbang, Magelang seusai Shalat Subuh. Petruk, atau biasa disebut Mbah Petruk/Nyai Petruk, menurut beberapa sesepuh desa setempat merupakan salah satu penghuni Merapi. Jika Mbah Petruk Sudah Muncul, menandakan akan terjadi letusan yang sangat besar dari puncak Merapi, yang memang akhir-akhir ini sering mengeluarkan awan panas hingga menyebabkan sang Juru Kunci, Mbah Maridjan meninggal dunia dan lagu campursari Cak Diqin yang berjudul “Mbah Maridjan” banyak dicari orang.
Salah seorang warga menambahkan, jika awan yang menyerupai kepala petruk tersebut menghadap ke Selatan. Artinya Efek letusan terbesar akan menimpa Yogyakarta dan Sekitarnya. Tapi ini semua hanyalah mitos, kita tidak bisa memastikan benar atau tidaknya mitos ini. Semua tergantung pada diri kita. Ingatlah ! Alam mulai marah terhadap manusia, segeralah memperbaiki hubungan dengan alam agar bencana- bencana serupa tidak terjadi kembali. Teruslah berdo’a kepada yang kuasa untuk meminta keselamatan dan tetap menjaga keseimbangan alam ini.

Minggu, 31 Oktober 2010

Maridjan Sang Penjaga, Setia Sampai ajal.

Mbah Maridjan menepati janjinya. "Menjaga Merapi sampai ajal menjemput."

Ismoko Widjaya
Mbah Maridjan sehari sebelum wafat, 25 Oktober 2010 (Antara/ Regina Safri)
 
VIVAnews - Jenazah Mbah Maridjan ditemukan dalam posisi sujud di dalam kamarnya. Saat ditemukan, Mbah Maridjan mengenakan batik kuning dan bersujud di atas sajadahnya di dalam kamar.

Hari ini, Kamis 28 Oktober 2010, sekitar pukul 10.00 WIB Mbah Maridjan akan dikebumikan. Tepat di bawah kaki Gunung Merapi. "Dari RS Sardjito berangkat pukul 09.00 WIB," kata kerabat Mbah Maridjan, Agus Wiyarto, Kamis 27 Oktober 2010.

Mbah Maridjan merupakan orang asli kaki Merapi. Lahir di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, 83 tahun lalu. Mbah Maridjan ditemukan tewas dalam posisi bersujud di tempat kelahirannya.

Mbah Maridjan menepati janjinya. "Menjaga Merapi sampai ajal menjemput," kata Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso kemarin di gedung DPR. Mbah Maridjan merupakan didaulat menjadi kuncen atau juru kunci 'penjaga' Gunung Merapi sejak 1982.

Jabatan juru kunci bukanlah hal yang baru bagi ayah dengan empat orang anak kelahiran 1927 itu. Pada 1970, atau saat Mbah Maridjan berusia 43 tahun, Keraton Yogyakarta sudah menunjukknya menjadi wakil juru kunci, mendampingi sang ayah. Saat sang ayah wafat, Mbah Maridjan ditunjuk Sri Sultan Hamengkubuwono IX untuk melanjutkan amanat sebagai juru kunci Merapi.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX memberikan tugas utama sebagai juru kunci. Tugasnya, setiap Gunung Merapi akan meletus, warga setempat selalu menunggu komando dari Mbah Maridjan untuk mengungsi.

Bersama Ponirah, istrinya, Mbah Maridjan memiliki empat orang anak. Mbah Anjungan, Raden Ayu Surjuna, Raden Ayu Murjana, dan Raden Mas Kumambang.

Kharisma dan 'kemampuan' Mbah Maridjan menurun kepada anak-anaknya. Salah satunya Mbah Anjungan, yang dipercaya menjadi penasihat Presiden Soekarno sejak 1968-1969. Bahkan pada pada 1974-1987 menjadi Wali Mangkunagara VIII.

Mbah Maridjan mendapat gelar Mas Penewu Suraksohargo atau Sang Penjaga atau Juru Kunci Gunung Merapi. Sejak dijaga Mbah Maridjan, Gunung Merapi sudah lima kali meletus dan 'batuk-batuk'. Yakni di tahun 1994, 1998, 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus, 2006 dan 26 Oktober 2010.

Tidak semua juru kunci setenar Mbah Maridjan. Peristiwa meletusnya Merapi pada 2006 membuat namanya meroket. Mbah Maridjan kukuh tidak turun gunung karena yakin letusan awan panas 'wedhus gembel' Merapi tidak akan menyambarnya. Dengan keberanian dan perkiraan yang tepat itu, Mbah Maridjan terkenal. Bahkan dia menjadi bintang iklan minumen berenergi.

Kini, entah wangsit apa yang didapat Mbah Maridjan hingga dirinya enggan mengungsi turun dari Merapi. Dia memilih beribadah di atas sajadah dan bersujud kepada Yang Maha Kuasa sampai ajal menjemput. Mbah Maridjan meninggal dunia bersama 29 orang lainnya termasuk redaktur senior VIVAnews.com, Yuniawan Wahyu Nugroho. (umi)
• VIVAnews

Inilah Gaji Bulanan Mbah Maridjan

“Saya menjadi juru kunci Gunung Merapi karena melanjutkan tugas orang tua saya yang dahulu sebagai abdi dalem Keraton Yogyakarta. Nama Bapak saya…. (Mbah Maridjan mendadak berhenti berbicara karena lupa nama pemberian Sultan Hamengkubuwono IX bagi bapaknya. Sejenak dia pergi dan mengambil map berisi “Serat Kekancingan Dalem Ngarsa Dalem Sultan Hamengkubuwono IX”). Nama pemberian Ngarsa Dalem sama dengan nama Bapak saya di serat kekancingan tersebut, yaitu Suraksohargo.”

Dimasa-masa awal menjadi abdi dalem juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan mendapat gaji sebesar Rp 3.710,- per bulan. Sejak pangkatnya naik menjadi penewu, gajinya juga meningkat menjadi Rp 5.600,00 per bulan. Mbah Maridjan yang gemar guyonan dengan bahasa “plesetan” khas Yogyakarta, menyebut gajinya dengan “lima juta enam ratus ribu rupiah”. Gaji yang sebenarnya tidak cukup untuk membeli sebungkus rokok Kansas kegemarannya. Itu sebabnya, Mbah Maridjan terpaksa harus mengambil gaji setiap tiga bulan sekali, supaya uang gajinya tidak habis untuk ongkos naik bus dari keraton ke Dukuh Kinahrejo.

Mbah Maridjan hidup dalam kesahajaan dan kesederhanaan. Seperti orang yang tidak membutuhkan uang. Bayaran pertama kali sebagai bintang iklan minuman energi sebesar Rp 150 juta malah ia bagikan kepada tetangga tetangga nya dan sisanya untuk membangun mesjid di dukuhnya. (patut dicontoh nih gan.klo agan2 dapet duit 150juta, mau gak dibagi2in buat tetangga2 agan?)

Bila menerima bantuan dari luar pun,walau bantuan itu ditujukan untuk dirinya,beliau malah memberikannya kepada kepala dusun untuk dibagikan kepada para warga secara rata dan adil. Diberi lebih dari yang lainpun beliau tidak mau.

Saking sederhananya, ada kejadian lucu saat mbah maridjan menginap di hotel untuk shooting iklan. Beliau tidak pernah menggunakan toilet yang ada dikamarnya. Entah apa alasannya beliau malah senang menggunakan toilet satpam untuk buang hajat.

Gunung Merapi akhirnya meletus kemarin sore tanggal 26 oktober 2010.Hingga tadi malam, awan panas menyembur tiada henti dari kawah gunung berapi paling aktif di dunia itu. Pukul. 07.3I WIB Mbah Maridjan ditemukan dalam posisi sujud didapurnya. Baju batik, kopiah dan sarungnya menjadi tanda untuk memastikan jenazah itu adalah Mbah Maridjan. Inalillahi wa'inailaihi roji'un...semoga smua amal kebaikannya diterima Allah SWT....

source: http://w2w3.blogspot.com/2010/10/gaji-mbah-marijan-ini-baru-pahlawan-bro.html